F. Aziz Manna kelahiran Sidoarjo, 8 Desember 1978. Alumni Ponpes Tambak Beras Jombang. Beberapa buku puisi tunggalnya: “Siti Surabaya” edisi dwi bahasa Indonesia-Inggris (Lontar, 2023), “Siti Surabaya” edisi dwi bahasa Indonesia-Perancis (Indie Book Corner, 2020), “Jihwagravancana” (Airlangga University Press, 2019), “Mantra for Attacking the City” (Yayasan Lontar, 2019), “Dunia dari Keping Ingatan” (Bentang Pustaka, 2017), “Playon” (Dewan Kesenian Jawa Timur, 2015) dan diterbitkan ulang Pagan Press tahun 2016 mendapatkan Kusala Sastra Khatulistiwa ke-16 dan diterbitkan ulang oleh Grasindo, “Siti Surabaya” sebuah puisi epik (Garudhawaca, 2014), “Tanggulendut” (Satu Kata, 2013), “Siti Surabaya dan Kisah Para Pendatang” (Diamond Publishing 2010), Wong Kam Pung (FSS 2010), “Izinkan Aku Menciummu” (Gapus, 2006), serta “Kumelambungkan Cintaku” (GAPUS, 2003). Karya-karyanya juga terkumpul dalam beragam antologi bersama seperti “Kartograf” (Dewan Kesenian Jawa Timur, 2016), “Dari Gentar Menjadi Tegar” (Tim Seni Indonesia Berkabung dan KPK, 2015), “Tonggak Tegak Toleransi” (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Timur, 2015), “Tasbih Hijau Bumi” (Lesbumi Jatim, 2014), “Sirkus Sastra” (Bienalle Sastra Salihara, 2013), “What`s Poetry” Forum Penyair Internasional Indonesia (Henk Publica, 2012), Lelaki Tak Bernama (DKL, 2008), Rumah Pasir (FSS 2008), Antologi Penyair Tiga Wilayah `Festival Mei` (FSB dan Institut Nalar Jatinangor, 2005), Antologi Penyair Jawa Timur “Permohonan Hijau” (FSS, 2003-2004). Aktif di komunitas Teater GAPUS Unair dan Forum Studi Sastra dan Seni Luar Pagar (FS3LP). Menerima Anugerah Sastrawan Airlangga, 2017.