Dr. Ali Akbar adalah seorang arkeolog profesional dan juga pengamat sosial-budaya di Indonesia. Sebagai arkeolog, ia sering menjadi konsultan arkeologi di berbagai daerah di Indonesia dan di berbagai negara. Ali Akbar adalah staf pengajar Departemen Arkeologi di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Ia telah melakukan banyak penelitian dan menulis beberapa judul buku, diantaranya buku “Situs Gunung Padang”.Selain mengajar dan meneliti, ia juga aktif di berbagai organisasi, yaitu sebagai ketua Masyarakat Arkeologi Indonesia (MARI), anggota Indo Pacific Prehistory Association (IPPA), anggota International Council on Monuments and Sites (ICOMOS), anggota International Scientific Committee on Archaeological Heritage Management (ICAHM). Terkini, ia juga terpilih menjadi Dewan Pakar Asosiasi Museum Indonesia. Ali Akbar memimpin berbagai riset baik di dalam maupun di luar negeri. Beberapa di antara adalah di Situs Kayangan Api, Situs Banten Lama, Situs Pelabuhan Ratu, Situs Gunung Padang, dan Situs Batu Naga. Beberapa riset dan presentasi di luar negeri di antaranya di Belanda, Jerman, Prancis, Belgia, Swiss, Italia, Inggris, Wales, Finlandia, Malaysia, Singapura, Cina, India, Vietnam, Korea Selatan, Arab Saudi, Yordania, Mesir. Pada 2006 ia terpilih sebagai Peneliti Muda Indonesia Terbaik di Bidang Sosial dan Budaya yang dianugerahkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pada 2007, Ali Akbar terpilih menjadi penerima beasiswa dari Yayasan Sumber Daya Manusia dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (The Habibie Center). Pada tahun 2008, ia memeroleh beasiswa dari Universitas Indonesia – Sasakawa (The Nippon Foundation). Pada 2009, Universitas Indonesia memilihnya sebagai Peneliti Muda Terbaik Rumpun Ilmu Sosial Humaniora
Borobudur Writers & Cultural Festival
Borobudur Writers & Cultural Festival adalah wahana pertemuan bagi para penulis baik fiksi maupun non fiksi, para pekerja kreatif, aktivis budaya dan keagamaan lintas iman. Pada tiap tahunnya BWCF berusaha menyajikan tema utama terpilih yang dianggap mampu merangsang para hadirin untuk menyadari kembali keunikan dan kekayaan berbagai pemikiran sastra, kesenian dan religi nusantara.
Popular
Recent
Comments
Tags