Meraih Taraju Award, Borobudur Award, Bung Hatta Award, Kelautan Award, SIH Award, dan pada tahun 2020 menerima Anugerah Bali Jani Nugraha dari Pemerintah Provinsi Bali. Diundang sebagai pembicara dan membaca karya pada festival nasional dan internasional, semisal; Istiqlal International Poetry Reading (1995), Pesta Sastra Utan Kayu Internasional Literary Biennale (2003 dan 2009), Winternachten Den Haag (1997), Inalco Paris (1998), Ubud Writers and Readers Festival, Printemps des Poetes (Indonesia-Perancis), Surabaya Festival Internasional, Poetry and Sincerity (Festival Puisi Internasional Dewan Kesenian Jakarta), Jakarta International Literary Festival (JILF), Baca Puisi Bersama Joko Pinurbo di Utan Kayu ( 2002), Tegal Mas Island International Poetry Festival (2020), Puisi Cinta untuk Indonesia persembahan Balai Pustaka dan Titimangsa Foundation (2020), Festival Sastra Internasional Gunung Bintan (FSIGB) 2020 di Tanjungpinang, Bintan, dll.
Puisinya diterjemahkan dalam bahasa Belanda, Italia, Inggris, Jerman, Portugal, dan Perancis. Buku kumpulan puisi tunggalnya; Ikan Terbang Tak Berkawan (Kompas, 2003), May Fire and Other Poems (Tiga Bahasa, Lontar, 2015), Batu Ibu (KPG, 2019) meraih Lima Besar Kusala Sastra Khatulistiwa 2018 dan Buku Puisi Rekomendasi Tempo 2018, Kota Kita (Sahaja Sehati, 2018) merupakan Lima Besar Buku Puisi Pilihan Anugerah Hari Puisi 2018. Kelananya di Paris dibukukan dalam Rantau dan Renung II (KPG dan Forum Jakarta – Paris, 2002) bersama 20 seniman dan budayawan lainnya, antara lain: Toeti Heraty, Sitor Situmorang, Rahayu Supanggah, Slamet Abdul Syukur, dll.
Kurator sejumlah peristiwa seni berskala nasional dan internasional, diantaranya; Pameran Mural Serangkaian World Culture Forum di Bali (2016), Pameran Tunggal perupa Dr. I Wayan Kun Adnyana di Museum NEKA (2018), Pameran Kolosal Bali Megarupa (2019 & 2020) serangkaian Festival Seni Bali Jani, Pameran Kolosal Bali Kandarupa serangkaian PKB XLIII Tahun 2021, Bali Internasional Literary Simposium 2019, Ubud Writers and Readers Festival (2017-2019), Pameran Nasional Apresiasi Perupa Muda Indonesia “Utusan Sosial: Kilat Darurat” (2019), Kurator Program New Music for Gamelan di Bentara Budaya Bali sedari tahun 2014, bersama Wayan Gde Yudane, Dewa Ketut Alit dan Wayan Sudirana, Pameran Fotografi “60 Solusi Untuk Perubahan Iklim” Yann-Arthus Bertrand (kuratorial Bentara Budaya) (2015), Pameran Seni Rupa “Artist from Elsewhere – Two Art Brut Artist from Indonesia” (2014), dll. Kurator penyusunan buku inventarisasi Koleksi Seni Gedung Mahudara Mandara Giri Bhuvana, Taman Budaya Provinsi Bali (2020). Mengkurasi 80 sanggar pada program Penyajian dan Peragaan Seni Pertunjukan dan Seni Rupa dalam Bentuk Media Virtual untuk UPTD Taman Budaya Provinsi Bali (2020). Memberi opening speech pada gala opening virtual festival KEMBALI 2020 (UWRF).
Ia juga editor buku, semisal: Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata (Michel Picard), Waktu Tuhan – Made Wianta (2008), Buna: Suka Duka Sang Kelana, dan lainnya. Tim penulis buku pelukis Srihadi Soedarsono, pelukis Van Oel, pelukis Affandi, perupa Agus Budiyanto dan pelukis Koempoel, pelukis Paul Husner, pelukis Hanafi, biografi Riestra, Museum Pasifika, Biografi pelukis Tedja Suminar, Kumpulan Tulisan BBM 2019 (Kemendikbud RI), penulis liputan Europalia Indonesia 2018 (Belgia, Belanda, Prancis) dll. Pernah berkolaborasi dengan perupa seperti Made Wianta, Nyoman Erawan, koreografer Nyoman Sura, koreografer Miroto dan lainnya, serta sebagai sutradara pertunjukan, antara lain: Odipus Sang Raja bersama koreografer Nyoman Cerita dan Nyoman Wenten. Sempat menjadi koordinator budaya Lembaga Kebudayaan Perancis, Alliance Francaise (AF) Denpasar, kini sebagai kurator Bentara Budaya. Puisi, cerpen, dan tinjauan seninya dimuat di Kompas, Majalah Horizon, Kalam, Tempo, Bali Post, Tribun Bali, Le Banian, Jentayu, majalah ESENSI terbitan Badan Bahasa, juga Majalah KULTUR (Kemendikbud), dll. Bersama Jean Couteau menulis buku biografi Agung Rai (Museum ARMA). Sebagian esainya hadir pada laman: www.wisatsana.wordpress.com.