Nirwan Dewanto
Nirwan Dewanto adalah penyair, esais, editor dan kurator. Buku puisinya, Jantung lebah Ratu (2008) dan Buli-Buli Lima Kaki (2010), telah memperoleh Hadiah Sastra Khatulistiwa. Ia juga menulis ulasan tentang berbagai jenis karya seni dan masalah dalam kesenian. Sebagian esai itu terkumpul dalam buku kumpulan esai Senjalaka Kebudayaan (edisi baru, 2017) dan Satu Setengah Mata-Mata (2016). Ia telah menempuh sejumlah residensi penulisan, antara lain di International Writing Program di Iowa City, Amerika Serikat dan terlibat dalam sejumlah festival sastra di dalam negeri maupun mancanegara. Selama kiprahnya selaku editor pada lembar sastra Koran Tempo (2002-2016), ia telah memuat karya-karya para penulis muda yang banyak di antaranya kini penting dalam khazanah sastra Indonesia. Sajak-sajak Nirwan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, antara lain Jepang, Jerman, Cina, Korea dan Inggris. Sajak-sajaknya dalam terjemahan Inggris John McGlynn adalah Museum of Pure Desire (2017). Dua buku mutakhirnya, Buku Merah (2017) dan Buku Jingga (2018), adalah karya fiksi—bisa disebut sebagai puisi-prosa—yang mengolah secara “dekonstruktif” aneka karakter dan motif dari Ramayana dan Mahabharata—dua epik Jawa-Hindu. Buku Jingga terpilih sebagai fiksi terbaik 2018 oleh majalah Tempo untuk ketajamannya melakukan “satire dan akrobatik dari sumber-sumber kuna” dan “bentuknya yang menerobos batas antara puisi, fiksi dan non-fiksi.”