Jose Rizal Manua lahir di Padang, 14 September 1954. Pertama kali naik pentas pada 20 Agustus 1969 untuk pentas agustusan. Tahun 1975, bergabung dengan Teater Mandiri pimpinan Putu Wijaya. Tahun 1977, bergabung dengan Bengkel Teater Rendra. Tahun 1980, kuliah di Fakultas Teater IKJ jurusan penyutradaraam. Tahun 1981 s/d 1986 menjuarai berbagai lomba baca puisi tingkat DKI Jakarta dan Nasional. Tahun 1986 mendirikan Bengkel Deklamasi Jakarta. Mendramatisasikan dan memusikalisasikan puisi diberbagai tempat. Tahun 1988 mendirikan Teater Tanah Air. Tahun 1989, membaca puisi keliling ke beberapa kota besar di Indonesia dan Pembacaan Puisi Humornya mendapat sambutan hangat di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Malaysia. Tahun 2004, meraih The Best Performance dan sutradara terbaik pada “The Asia – Pacific Festival of Children’s Theatre” di Toyama – Jepang dengan lakon “Within Children’s Hand” karya Danarto. Tahun 2006, meraih The Best Performance dan sutradara trbaik pada “9th World Festival of Childre’s Theatre” di Lingen-Jerman dengan lakon “Spectacle WOW a Visual Thetare Performance” karya Putu Wijaya. Mendapat “Satyalacana Wira Karya” dari Presiden R. I. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, dan menerbitkan kumpulan puisi berjudul”Menghayal jadi Presiden”. Tahun 2008, mendapat penghargaan “Lingkungan Hidup” dari Gubernur DKI Jakarta, Dr. Ing. H. Fauzi Bowo. Pada tahun yang sama, Teater Tanah Air meraih penghargaan The Best Performance dan The Best Director pada “10th World Festival of Childre’s Theatre” di Moscow – Rusia. Dengan lakon “Spectacle PEACE a Visual Theatre Performance” karya Putu Wijaya. Pada tanggal 19 – 27 November 2008, diundang khusus oleh Markas Besar PBB untuk pentas “Spectacle PEACE a Visual Theatre Performance” di Palais Des Nations – United Nations Office in Geneva (UNOG) Switzerland, dalam rangka memperingati “The United Narions Universal Children’s Day”. Mendapat penghargaan MURI, sebagai grup teater yang memperoleh penghargaan Internasional terbanyak. Film yang pernah dibintangi: “Oeroeg”, “Gordel van Smaragd”, “Angel’s Cry”, “Puisi Tak Terkuburkan”, “Fatahillah”, “Fiksi”, “Asmara 2 Diana”, “Danur”, dll.
Borobudur Writers & Cultural Festival
Borobudur Writers & Cultural Festival adalah wahana pertemuan bagi para penulis baik fiksi maupun non fiksi, para pekerja kreatif, aktivis budaya dan keagamaan lintas iman. Pada tiap tahunnya BWCF berusaha menyajikan tema utama terpilih yang dianggap mampu merangsang para hadirin untuk menyadari kembali keunikan dan kekayaan berbagai pemikiran sastra, kesenian dan religi nusantara.
Popular
Recent
Comments
Tags