Hokky Situngkir, lahir di Pematang Siantar, 7 Februari 1978 memimpin Research Center for Complexity Studies di Surya University dengan berbagai penelitian interdisipliner computational sociology, memetics and cultural evolutionary studies, dynamical system, neural network and statistical modeling.
Hokky mendirikan dan saat ini duduk sebagai presiden di Bandung Fe Institute, organisasi penelitian kompleksitas pertama di Indonesia. Menggunakan fisika, matematika, dan komputasi pada berbagai elemen budaya Indonesia, mulai dari geometri fraktal pada Batik, candi, anyam-anyaman, tenun, hingga kuliner nusantara, ia menulis buku “Fisika Batik” dan “Kode-kode Nusantara” dengan gagasannya atas Perpustakaan Digital Budaya Indonesia www.budaya-indonesia.org. Di bidang teknologi informasi, Hokky merupakan Penasihat Bidang Teknologi Informasi untuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, dan kini Tenaga Ahli di Badan Siber & Sandi Negara RI.
Penelitian-penelitiannya mendapatkan penghargaan most prospective Innovations in Indonesia (2009-2011) dari Kementerian Negara Riset & Teknologi. Hokky merupakan Ashoka Fellow (sejak 2012). Ia dianugerahi ilmuwan muda berprestasi Ahmad Bakrie Award (2011), rekor dunia Basis Data Batik secara Matematis dan Geometris dari Museum Rekor Indonesia (MURI, 2012), Penghargaan Nasional HaKI dari Menteri Negara Hukum dan HAM (2013), dan Penghargaan Perak dalam Ganesha Innovation Championship Award (GICA 2014) dari Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB). Majalah Tempo (2012) menobatkan Hokky sebagai Tokoh Penemu Indonesia.