Dr. Mikke Susanto, MA. Staf pengajar di Jurusan Tata Kelola Seni – FSR ISI Yogyakarta. Lulus S1 Jurusan Seni Murni ISI Yogyakarta dan S2-S3 Prodi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa (PSPSR) Sekolah Pascasarjana UGM. Selain berkarya seni rupa Mikke juga merupakan pendiri Dicti Art Laboratory Yogyakarta. Sejak 2000 telah melakukan kerja kuratorial pada 140 lebih pameran seni rupa. Aktivitas lainnya adalah berpameran seni rupa, menulis sejumlah 50an buku, dan menjalani profesi sebagai dinamisator kerja kreatif lain. Buku seni rupanya yang telah banyak disitasi, diantaranya buku “Diksi Rupa” (cetak ulang 3 kali) dan buku “Menimbang Ruang Menata Rupa” (telah cetak ulang 2 kali). Pria yang hobi tanaman, arsip dan menonton film ini juga membantu sebagai konsultan kuratorial koleksi Istana Kepresidenan RI sejak 2009.
Aktivitas internasionalnya adalah menjadi anggota Dewan Akuisisi Koleksi National Gallery Singapore sejak 2017 hingga kini. Termasuk mengisi simposium internasional di Stedelijk Museum Amsterdam dan National Gallery Singapore. Pada September 2021 mengisi salah satu kuliah di Asia Institute Faculty of Arts University of Melbourne Australia. Sejak 2020 menjadi anggota Dewan Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang memberi pertimbangan bidang kebudayaan untuk Gubernur.
Sejumlah 50an buku telah dilahirkan. Buku paling mutakhir bertajuk “Mengapa sih Lukisan Mahal?: Wacana Penerapan Harga Karya Seni” (Dicti art lab, 2021), dan buku setebal 1250 halaman bertajuk “On Progress “CURATOGRAPHY” (Shira Media, 2020). Saat ini tengah menyusun kronik se-abad pameran seni rupa di Indonesia 1900-2000.