Asikin Hasan menyelesaikan pendidikan Seni Patung FSRD ITB, berkiprah di jurnalistik di MBM Tempo, Biro Bandung (1991 -1994), MBM Forum Keadilan (1994 – 1996) pernah diundang selaku penulis seni rupa ARS- 01, Pameran Seni Kontemporer dan Media Baru Internasional KIASMA, Helsinki, Finlandia (2001) . Aktif bekerja sebagai juri dan kurator pameran diantaranya, Kurator Galeri Lontar, Jakarta (1996 -2008), Trienal Jakarta II-1997-1998: Pameran Seni Patung Kontemporer, Dewan Kesenian Jakarta (1998). Atas sponsor The Japan Foundation, mengikuti lokakarya kuratorial di sejumlah museum di Tokyo, Fukuoka, Hiroshima, Kyoto (1999), Proyek media baru “ TRANSIT”, Townsville, Brisbane, dan Darwin (2003). Rita Widagdo; Marking the 1965 – 2005 Journey, Galeri Nasionl, Jakarta (2005), Enchanted Shadow, Washington D.C. (2013), Masters of Modern Indonesian Portraiture, Nationa l Portrait Gallery, Canbera (2014), ROOTS: Indonesian Contemporary Art, Frankfurter Kunsverein, Frankfurt, (2015), Kuandu Biennale 2016 – Slaying Monsters, Kuandu Museum of Fine Arts at Taipei National University of the Arts (Taipei-2016), Koleksi Istana Kepresidenan: Senandung Ibu Pertiwi, Galeri Nasional Indonesia (2017), Trienal Seni Patung Indonesia:1-3, Galeri Nasional Indonesia (2011 – 2017), Instalasi Faisal Habibi (Brussels) dan Instalasi Eko Prawoto (Antwerpen) Europalia (2017). Dewan Kurator Komunitas Salihara, dan Dewan Kurator Galeri Nasional Indonesia (Sekarang), Kompetisi Trimatra Salihara 1-3, (2013 – 2019) Painting of the Year (POY) UOB (2020). telah menulis buku Editor: Dua Seni Rupa, Sepilihan Tulisan Sanento Yuliman (2001) Tiga Relief Tiga Perupa (2019), Melanjut: Relief Keramik Continuity, Rita Widagdo (2019). Melakukan riset Konservasi Relief-Patung, di Gedung Sarinah, Jakarta (2021).