Jamaluddin Latif
Jamaluddin Latif telah belajar dan berkecimpung di dunia teater sejak 1991. Sempat belajar di Institute Seni Indonesia, Yogyakarta, ia akhirnya lulus dari Akademi Drama dan Film, ASDRAFI, Yogyakarta. Ia pernah bergabung dan terlibat di beberapa karya Teater Garasi sebagai aktor (1997-2010) serta ikut ambil bagian dalam produksi Gundala Gawat dari Teater Gandrik (2013). Jamaluddin Latif pun kerap menampilkan karya monolog antara lain Par (2005), Laki-laki Itu Mengaku Sebagai Jamal (2009) dan Menjaring Malaikat (2016). Ia juga kerap berkolaborasi dengan seniman dengan latar belakang budaya yang berbeda seperti dengan Deborah Pollard dari Australia di dalam karya Postcard dan Sand Storm (1994-1996), dengan aktor-aktor se-Asia Tenggara pada Prism (2003), serta terlibat dalam kolaborasi pertunjukan boneka Snuff Puppet Theatre Company dalam karya Wedhus Gembel yang dibawa tur di Indonesia – Australia – Peru (2011-2014), dll. Ia kini aktif menyutradarai grup pantomime. MALMIME-JA, sebuah group yang beranggotakan orang-orang yang berasal dari komunitas non seni seperti komunitas sepeda, komunitas difabel, dan komunitas anak-anak homeschooling. Selain teater, ia juga terlibat dalam beberapa film seperti Seteru, Kartini (Hanung Bramantyo), Mencari Hilal (Ismail Basbeth), Nyai (Garin Nugroho), dan Hujan Tak Jadi Datang ( Yosep Anggi Noen).