Nanda Alifya Rahmah lahir di Surabaya, 1994. Menulis puisi dan esai. Menyelesaikan studi Sastra Indonesia di Universitas Airlangga, berkesenian di Teater Gapus Surabaya, FS3LP, Komunitas Timur Lawu, No-Exit Theatre, dan Majelis Sastra Urban. Berbagai karyanya termuat di TEMPO, Jawa Pos, Panji Balai, Majalah Suluk, Buletin Literati, Harian Bangsa, buruan.co, Basabasi, dan lain-lain. Sejumlah antologi bersama: Kartograf (DKJT 2016), Tenung Tujulayar (Gerilya Sastra Jawa Timur; DKJT 2014), Mutasi Genetik (Sastra Indonesia UA 2012), dan lain-lain. Antologi tunggal pertamanya Sungai Hayat terbit 2015. Manuskrip kumpulan puisinya Kapalaran memenangkan Sayembara Buku Sastra DK-Jatim 2017. Esai kritik sastranya Puitika Kematian terpilih sebagai karya terbaik Sayembara Kritik DK-Jatim 2018. Pada tahun 2017, ikut serta dalam Temu Sastra MPU XI di Lembang. Pada 2023, manuskrip kumpulan puisinya Antariksa Infinitum Absurdum terpilih dalam kategori Karya yang Menarik Minat Dewan Juri pada Sayembara Puisi DKJ 2023. Antologi puisi terbarunya, Yang Tersisa dari Amuk Api (Pelangi Sastra, 2020).
Borobudur Writers & Cultural Festival
Borobudur Writers & Cultural Festival adalah wahana pertemuan bagi para penulis baik fiksi maupun non fiksi, para pekerja kreatif, aktivis budaya dan keagamaan lintas iman. Pada tiap tahunnya BWCF berusaha menyajikan tema utama terpilih yang dianggap mampu merangsang para hadirin untuk menyadari kembali keunikan dan kekayaan berbagai pemikiran sastra, kesenian dan religi nusantara.
Popular
Recent
Comments
Tags