Kedung Darma Romansha
Kedung Darma Romansha lahir di Indramayu dan merupakan alumni jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Yogyakarta (2009) serta pascasarjana Ilmu Sastra Universitas Gajah Mada (2017). Sebagai sastrawan, karya-karyanya dipublikasikan di pelbagai media massa, baik lokal maupun nasional serta antologi bersama. Ia juga aktif dalam dunia seni peran, baik teater maupun film. Pada Agustus 2018, ia bersama Saturday Acting Club diundang oleh Asia Theatre Directors Festival TOGA, Toyama, Jepang, untuk membawakan “The Decision” karya Bertold Brecht. Novel pertamanya, Kelir Slindet, yang merupakan buku pertama dari dwilogi Slindet/Telembuk (Gramedia Pustaka Utama, 2014) dinobatkan sebagai karya terbaik Tabloid Nyata. Novel terbarunya, Telembuk, Dangdut dan Kisah Cinta yang Keparat (buku kedua dari dwilogi Slindet/Telembuk), masuk short list Kusala Sastra Khatulistiwa 2017 serta menjadi buku yang direkomendasikan majalah Tempo kategori prosa, 2017. Novel itu juga menjadi salah satu novel terpilih dalam Market Focus, London Book Fair (Komite Buku Nasional, 2019). Selain itu, dua buku puisinya yang sudah terbit adalah Uterus (Gambang Budaya, 2015) dan masa lalu terjatuh ke dalam senyumanmu (Rumah Buku, 2018). Kini, ia mengelola gerakan literasi di Indramayu, Jamiyah Telembukiyah, yang beberapa anggotanya terlibat dalam gerakan literasi jalanan, penyuluhan dan melakukan pendataan terhadap Pekerja Seks Komersial di Indramayu. Anggota yang lain terlibat dalam gerakan sastra dan budaya di Indramayu. Program ini, atas kerjasama dengan Universitas Wiralodra, telah mengundang beberapa sastrawan dalam negeri dan luar negeri, di antaranya Joko Pinurbo, Katrin Bandel, Afrizal Malna, Sosiawan Leak, dan Mubalmaddin Shaiddin dari Malaysia. Selain mengelola komunitas di Indramayu, ia juga mengelola komunitas Rumah Kami/Rumah Buku di Yogyakarta.