Acep Zamzam Noor adalah penyair dan pelukis kelahiran Tasikmalaya yang masa kecilnya ditempa di lingkungan Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya. Ia menempuh pendidikan seni di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB dan pernah mendapat fellowship dari Pemerintah Italia untuk belajar dan berkarya di Universita Italiana per Stranieri, Perugia. Karya-karyanya banyak menjembatani spiritualitas pesantren, estetika modern, dan refleksi kemanusiaan. Ia aktif mengikuti pameran dan workshop seni rupa di Filipina, Malaysia, Singapura, Belanda, dan Cina. Ia juga aktif mengikuti festival, konferensi, workshop, dan baca puisi di berbagai Negara di Asia dan Eropa.

Puisi-puisinya terhimpun dalam sejumlah antologi penting, antara lain Di Luar Kata (1996), Jalan Menuju Rumahmu (2004), Menjadi Penyair Lagi (2007), Bagian dari Kegembiraan (2013), dan Berguru Kepada Rindu (2017). Ia juga menulis dalam bahasa Sunda melalui Paguneman (2011), yang meraih Hadiah Sastra Rancage 2012.

Acep telah menerima berbagai penghargaan bergengsi, di antaranya SEA Write Award 2005 dari Kerajaan Thailand, Khatulistiwa Literary Award 2006–2007, serta Anugerah Utama Hari Puisi Indonesia 2013 dan 2017. Karya-karyanya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa dan diterbitkan dalam antologi internasional seperti Death Approaching and Other Poems (Lontar Foundation, 2015) dan Ailleurs Des Mots (Sorbonne Nouvelle, 2016). Ia dikenal sebagai salah satu suara penting sastra dan kebudayaan Indonesia kontemporer. Kumpulan Puisi terbarunya berjudul Membaca Lambang (Gramedia, 2018).